Articles,  Kardiopulmonar

Penanganan Fisioterapi Pada Asma Bronhcial Dengan Terapi Latihan

I. Pendahuluan

Asma merupakan problem kesehatan di seluruh dunia, yang mempengaruhi kurang lebih 300 juta jiwa. Angka kematian di dunia akibat asma diperkirakan mencapai 250.00 orang per tahun (Ikawati, 2011). Apalagi pada saat pandemic covid-19, asma menjadi sesuatu yang lebih ditakutkan oleh masyarakat karena penderita asma akan sangat beresiko jika terpapar virus covid-19. Asma bronchial adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.

Penyakit asma merupakan penyakit misterius yang sukar disembuhkan dan cenderung kambuh meski berobat secara teratur karena hanya bergantung pada obat-obatan yang dimasukkan pada alat, seperti nebulizer, meski dengan menggunakan nebulizer, pasien sudah merasakan lebih baik dan sesak napas berkurang, namun akan lebih efektif jika setelah menggunakan nebulizer diberikan latihan pernapasan, untuk meningkatkan kualitas hidup pada penderita asma (Barmawi, 2006). Maka dari itu latihan pernafasan disertai cara batuk efektif ini juga menjadi penting untuk meringankan asma yang diderita. Berikut latihan-latihan yang dapat dilakukan :

A. Pursed Lip Breathing (PLB)
    • Tarik napas perlahan melalui hidung Anda dan hitung – 1 dan 2.
    • Kencangkan atau kerutkan bibir Anda seolah-olah Anda akan bersiul.
    • Buang nafas dengan lembut melalui bibir yang mengerucut dan hitung perlahan – 1 dan 2 dan 3 dan 4.
    • Jangan memaksa udara keluar dari paru-paru Anda.
    • Ada beberapa cara untuk melakukan pernapasan jenis ini.
    • Fisioterapis akan membantu Anda menemukan cara terbaik untuk Anda.
B. Diaphragmatic Breathing
    • Letakkan satu tangan di perut Anda tepat di bawah tangan Anda
    • Tulang dada.
    • Bernapas perlahan melalui hidung dan rasakan
    • Perut naik ke tangan Anda.
    • Buang nafas perlahan melalui bibir yang mengerucut dan rasakan perut jauh dari tangan Anda.
    • Jaga agar bahu Anda tetap rileks – jangan membungkuk.
    • Lakukan ini dengan duduk atau berbaring dalam posisi yang nyaman.
    • Ulangi selama 5 kali.
C. Batuk Efektif
    • Duduk di atas kursi atau tepi tempat tidur dengan kedua kaki menapak lantai.
    • Posisikan tubuh sedikit condong ke depan tapi tetap rileks.
    • Lipat lengan di depan perut dan bernapaslah secara perlahan melalui hidung.
    • Saat membuang napas, posisikan tubuh lebih condong lagi dan tekan perut menggunakan lipatan tengan tersebut dan batuklah sebanyak 2-3 kali dengan sedikit membuka mulut.
    • Batuk pertama akan menggerakkan dahak ke atas. Selanjutnya, batuk kedua dan ketiga lah yang akan mendorongnya keluar.
    • Ulangi tahap diatas bila diperlukan

Saat batuk, Anda tidak disarankan untuk bernapas terlalu cepat dan dalam melalui mulut. Sebab, hal ini bisa mengganggu pergerakan dahak untuk keluar dari paru-paru, dan justru akan membuat batuk Anda semakin parah. Untuk membantu meredakan batuk, Anda juga disarankan untuk minum 6-8 gelas air dalam sehari. Asupan air akan membuat dahak lebih cair, sehingga lebih mudah keluar. Teknik batuk efektif di atas mungkin hanya bisa dilakukan apabila Anda sedang berada di rumah atau rumah sakit. Saat berada di luar rumah, Anda bisa melakukannya sambil berdiri dengan tahap yang hampir sama, yaitu:

    • Menarik napas dalam-dalam sebanyak 4-5 kali
    • Pada tarikan napas terakhir, tahan napas selama 1-2 detik
    • Angkat bahu dan dada dan longgarkan, setelah itu batuklah dengan kuat dan spontan
    • Keluarkan dahak sambil berdeham
    • Lakukan ulang sesuai kebutuhan

Saat batuk, baik di rumah maupun di luar rumah, sediakan tempat untuk membuang dahak. Jangan buang dahak sembarangan apalagi jika langsung meludah di jalan. Air liur dan dahak bisa jadi media penularan penyakit.

II. Pembahasan

PLB merupakan latihan pernapasan yang menekankan pada proses ekspirasi yang dilakukan secara tenang dan rileks dengan tujuan untuk mempermudah proses pengeluaran udara yang terjebak oleh saluran napas (Nerini, dkk. 2011). Melalui teknik ini, maka udara yang ke luar akan dihambat oleh kedua bibir, yang menyebabkan tekanan dalam rongga mulut lebih positif. Tekanan posistif ini akan menjalar ke dalam saluran napas yang menyempit dan bermanfaat untuk mempertahankan saluran napas untuk tetap terbuka. Dengan terbukanya saluran napas, maka udara dapat ke luar dengan mudah melalui saluran napas yang menyempit serta dengan mudah erpengaruh pada kekuatan otot pernapasan untuk mengurangi sesak napas (Alsagaf, 2012). Tujuan PLB adalah untuk menciptakan tekanan balik di saluran udara untuk membukanya; udara yang bergerak karenanya membutuhkan lebih sedikit kerja.Bernafas melalui bibir yang mengerucut baik dalam pernapasan maupun inhalasi adalah salah satu tanda yang digunakan petugas kesehatan untuk mendeteksi kemungkinan penyakit Asma pada pasien anak. Kanada menunjukkan bahwa menggunakan PLB memiliki efek positif dalam mengobati gangguan terkait stres dan kecemasan. Pernafasan eksfoliasi bibir juga dapat digunakan secara efektif selama serangan asma untuk memperlambat pernapasan Anda, mengurangi kerja pernapasan, dan menenangkan diri. Untuk bernafas di bibir, Anda harus menghirup hidung selama dua detik, lalu buang napas perlahan melalui bibir yang berbentuk kerucut selama empat detik. Jika empat detik terlalu lama, buang napas saja selama dua kali Anda bernapas.

Menurut Holloway Ram (2004) dalam Utami (2014) latihan pernapasan diafragma dimaksudkan untuk melatih cara bernapas yang benar. Karena ketika terjadi sesak napas pasien cenderung tegang yang membuat pasien tidak dapat mengatur pernapasannya sehingga mengakibatkan bertambah penyempitan pernapasan di bronkus. Melenturkan dan memperkuat otot pernapasan bertujuan untuk 5 mempertahankan pasien asma terkontrol dan melatih penderita untuk pernapasan difragma jika terasa serangan mendadak.

Latihan batuk efektif dilaksanakan terutama pada pasien dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas (Muttaqin,2008, hlm.242). Teknik batuk efektif merupakan cara untuk melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif, tujuannya untuk membersihkan laring dan trakea dari sekret.

Latihan batuk efektif dan fisioterapi ini dilakukan pada pagi hari, karena pada penderita asma akan terus batuk dan mengeluarkan dahak pada pagi hari. Pada pasien asma, serangan akan memburuk pada malam hari atau dini hari dan membaik pada siang hari, saat malam hari, sel-sel mast akan melepaskan histamin dan leukotrien, yang menyebabkan inflamasi, kemudian sel goblet akan terangsang untuk terus mengeluaran dahak berlebih, dahak yang tidak bisa keluar akan menumpuk sampai pagi hari (Hadibroto, 2009, hlm.166). Lendir ini diangkut menuju faring oleh gerakan pembersihan normal dari silia yang ada di perbatasan saluran pernapasan, terbentuk lendir yang berlebihan, maka proses normal pembersihan mungkin tidak efektif lagi, sehingga akhirnya lendir tertimbun (Lewis, 2007, hlm. 186). Pengeluaran sputum pada siang hari lebih sedikit, karena pasien asma gejala bersifat paroksismal, pada siang hari keadaan membaik, sehingga sel mast tidak mengalami degranulasi dan melepaskan mediator, sehingga tidak ada edema mukosa dan sekresi mukus tidak berlebihan, frekuensi batuk pasien juga berkurang (Aditama, 2009, hlm.54). Dahak atau sputum merupakan materi yang dikeluarkan dari saluran nafas bawah oleh batuk. Batuk dengan dahak menunjukkan adanya eksudat bebas dalam saluran pernapasan. Keadaan abnormal produksi mukus yang berlebihan (karena gangguan fisik, kimiawi, atau infeksi yang terjadi pada membran mukosa), menyebabkan proses pembersihan tidak berjalan secara adekuat, sehingga mukus ini banyak tertimbun dan terjadi bersihan jalan napas tidak efektif (Maranatha, 2009, hlm.211). Bila hal ini terjadi, membran mukosa akan terangsang, dan mukus akan dikeluarkan dengan kekuatan intrathorakal dan intraabdominal, kemudian dibatukkan, maka udara keluar dengan akselerasi yang cepat beserta membawa sekret yang tertimbun (Djojodibroto, 2009, hlm.87).

III. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah asma bronchial adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas. Peran Fisioterapi yaitu membantu untuk meringankan jalan nafas dengan latihan Pursed lip breathing (PLB), Diaphragmatic Breathing, dan Batuk Efektif.

DAFTAR PUSTAKA

  • Wahyu Nur Kasanah, Sri Puguh Kristiyawati, Supriyadi. 2015. Efektifitas batuk efektif dan fisioterapi dada pagi dan siang hari terhadap pengeluaran sputum pasien asma bronkial di RS Paru dr.Ario wirawan salatiga. Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK).vol…: 5-6
  • https://fikes.upnvj.ac.id/uploads/files/2020/Mei%202020/FISIOTERAPI/Turwanto.pdf
  • Ustadzi, Imam. 2015. Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus asma bronhcial di balai pengobatan penyakit paru-paru Yogyakarta [KTI]. Surakarta (ID). Universitas Muhammadiyah Surakarta.
  • Agung Wahyu Permadi, Antonius Tri Wahyudi. 2017. Pengaruh pursed lip breathing dan sustained maximal inspirasi terhadap peningkatan kekuatan otot pernapasan untuk mengurangi keluhan sesak napas pada kasus kardio respirasi. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan. 6 (2): 237 -238.

Writer of articles :

Amellia Dian Islami (Akademi Fisioterapi RS Dustira)

Andin Yessy Novianti (Universitas Esa Unggul)

 

IMFI atau bisa di sebut dengan Ikatan Mahasiwa Fisioterapi Indonesia adalah sebuah Perkumpulan Mahasiswa Program Studi Fisioterapi di Indonesia. IMFI mengcangkup beberapa daerah yang ada di Indonesia salah satunya IMFI Wilayah II yang berada pada wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *