Patah Tulang
- Fraktur farsial yang merupakan kondisi dimana tulang yang patah tidak seutuhnya.
- Fraktur total yang merupakan kebalikan dari fraktur farsial yang artinya kondisi tulang yang patah secara seutuhnya atau tulang yang patah tersebut terbagi menjadi 2 atau bahkan bisa juga lebih.
- Fraktur tertutup yang merupakan kondisi dimana disaat tulang patah, tidak menembus kepada kulit pasien.
- Fraktur terbuka yang meupakan kebalikan dari pengertian fraktur tertutup yaitu disaat tulang patah, tulang tersebut menembus kulit pasien.
Kondisi yang dapat mengakibatkan patah tulang antara lain:
- Cedera akibat terjatuh, kecelakaan, atau perkelahian
- Cedera akibat hentakan berulang, misalnya saat baris-berbaris atau berolahraga
- Penyakit yang dapat melemahkan tulang, seperti osteoporosis, osteogenesis imperfekta (kelainan genetik yang menyebabkan tulang rapuh), infeksi tulang, dan kanker tulang.
Patah tulang dapat terjadi pada siapa saja, namun lebih berisiko dialami oleh orang dengan beberapa faktor berikut:
- Berusia lanjut
- Berjenis kelamin wanita, terutama yang sudah berusia di atas 50 tahun
- Memiliki gaya hidup yang kurang aktif bergerak atau sedentary lifestyle
- Kurang asupan nutrisi, terutama kalsium dan vitamin D
- Mengonsumsi obat kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama
- Memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol
- Menderita rheumatoid arthritis, diabetes, gangguan saluran percernaan, atau gangguan pada kelenjarendokrin.
- X-Ray (Foto Rontgen Tulang)
Pemeriksaan ini merupakan metode diagnosis paling umum digunakan pada patah tulang, untuk memberikan gambaran tulang secara keseluruhan dan tanda-tanda kerusakan yang ada. Selain itu, foto rontgen dapat membantu menentukan tipe dan lokasi dari patah tulang.
- CT-Scan atau MRI
Pemeriksaan ini memperlihatkan patahan tulang yang tidak dapat ditunjukkan oleh X-ray, serta kerusakan pada jaringan lunak di sekitarnya dan organ tubuh lain.
- Pemindaian Tulang
Pemindaian tulang dilakukan untuk membantu menilai kondisi tulang dan mendeteksi patah tulang, serta abnomalitas lainnya yang tidak terlihat pada foto rontgen tulang. Pemeriksaan ini juga bisa mendeteksi dini kanker primer dan kanker yang telah menyebar ke tulang.
- Terapi Fisik
Selama masa imobilisasi atau pengobatan fraktur umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, seperti mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri akibat patah tulang, Membantu sirkulasi darah ke area tulang yang patah, dan Mempertahankan fungsi otot.
- Terapi Okupasi
Terapi okupasi adalah bentuk perawatan untuk melatih pasien dalam menjalankan aktivitas sehari-hari secara mandiri dan seaman mungkin selama masa pemulihan, seperti berpakaian, mandi, mencuci, menyiapkan makanan, dan sebagainya.
- Obat penghilang rasa nyeri,
- Pembidaian,
- Pemasangan gips,
- Penarikan tulang, dan
- Fiksasi internal (operasi)
- Mengonsumsi Makanan Bernutrisi
Untuk menjaga kesehatan tulang, dibutuhkan pasokan kalsium yang cukup. Contohnya dari makanan seperti susu, keju, yogurt, sayuran berdaun hijau.
- Mendapatkan Asupan Vitamin D yang Cukup
Selain, makanan sarat kalsium, vitamin D juga dapat menjaga kesehatan tulang. Vitamin D bisa diperoleh dari makanan seperti telur dan ikan, suplemen maupun sinar matahari.
Referensi :
- https://ww.alodokter.com/patah-tulang
- https://www.kemkes.go.id/article/view/19072900008/banyak-kasus-patah-tulang-jemaah-haji-diimbau-lebih-waspada.html
- http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2591/3/3.%20Chapter%201.pdf
- http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-ortho93376f33b62full.pdf
- https://id.scribd.com/doc/86282846/PATOFISIOLOGI-fraktur-tulang
- https://www.sehatq.com/penyakit/patah-tulang
- https://www.klikdokter.com/penyakit/patah-tulang
IMFI Wilayah II
IMFI atau bisa di sebut dengan Ikatan Mahasiwa Fisioterapi Indonesia adalah sebuah Perkumpulan Mahasiswa Program Studi Fisioterapi di Indonesia. IMFI mengcangkup beberapa daerah yang ada di Indonesia salah satunya IMFI Wilayah II yang berada pada wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat