Articles,  Geriatri,  Neuromuskular

Stroke

A. pengertian
Stroke adalah kondisi yang terjadi Ketika pasokan darah ke otak berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Stroke Iskemik merupakan jenis stroke yang terjadi karena adanya gumpalan darah yang menghambat pembuluh darah di otak. Karena pembuluh darah menjadi menyempit dan tersumbat, yang menyebabkan tidak adanya pasokan darah yang cukup untuk membawa oksigen yang diperlukan untuk menjaga otak tetap hidup. Penyebab terjadinya jenis stroke ini yang paling umum adalah arteriosclerosis, plak (kolesterol yang mengandung timbunan lemak) yang terbentuk di sepanjang dinding pembuluh darah. Untuk Stroke Hemoragik sendiri merupakan jenis stroke yang terjadi Ketika pembuluh darah menjadi rapuh dan lemah sehingga mudah pecah, menyebabkan darah bocor keluar dan memasuki otak. Darah yang masuk ke otak menyababkan terjadinya tekanan, yang mana tekanan tersebut sulit di lawan karena otak sendiri tertutup oleh tengkorak. Stroke hemoragik adalah jenis stroke yang lebih parah dari stroke iskemik, karena stroke hemogarik dapat berakibat fatal yang mana dapat menyebabkan kematian.
b. pravalensi
Jumlah pengidap penyakit stroke dapat meningkat seiring bertambahnya usia baik itu wanita dan pria sekalipun. Di Indonesia sendiri 12,1% pengidap penyakit stroke, yang mana 12 dari 1.000 orang Indonesia cenderung menderita stroke, dan wilayah yang tertinggi berada di Sulawesi Selatan (17,9%o). Prevalensi Stroke berdasarkan karakteristinya dapat dilihat dari beberapa yaitu seperti berdasarkan kelompok usia sendiri umur yang mencapai >75 tahun lebih cenderung mudah mengalami penyakit stroke, menurut jenis kelamin perempuan lebih cenderung mengalaminya dari pada laki-laki yang mana perbedaan persenannya adalah 12% laki-laki dan 12,1% untuk perempuan, prevalensi stroke di Indonesia menurut tempat tinggal pun berbeda yang mana di perkotaan 12,7% dan di pedesaan sendiri 11,4%.
C. Etiologi dan faktor resiko
Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian, yaitu : 1. Trombosit (bekuan darah didalam pembuluh darah otak dan leher), 2. Embolisme serebral (bekuan darah yang dibawa ke otak dari bagian tubuh lain), 3. Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak), 4. Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan pendarahan kedalam jaringan otak). Akibatnya adalah penghentian suplay darah ke otak yang menyebabkan kehilangan gerakan sementara/permanen, memori berpikir, bicara, dan sensasi.

Faktor resiko yang tidak dapat diubah, seperti umur, etnis, factor genetic, dan jenis kelamin.

Faktor yang dapat diubah antara lain, hipertensi, obesitas, penyakit kardiovaskuler, penyakit metabolic, penggunaan antikoagulen, konsumsi alkohol, dan juga gaya hidup
d. Patofisiologi
Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan peredaran darah otak berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah otak. . otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makanan menjadi terganggu. Penyebab utama stroke adalah trombosit serebral, aterosklerosis dan perlambatan sirkulasi serebral merupakan penyebab utama terjadinya thrombus. Stroke hemoragik dapat terjadi di epidural,subdural,dan intraserebral (smeltzer & Bare, 2002).

Peningkatan tekanan darah yang terus menerus akan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah sehingga dapat terjadi perdarahan dalam parenkim otak yang bisa mendorong struktur otak merembes kesekitarannya bahkan dapat masuk ke ventrikel. Ekstravasi darah terjadi di daerah otak dan subarachnoid, sehingga jaringan yang ada disekitarnya tergeser dan tertekan. Darah ini sangat mengiritasi jaringan otak, sehingga dapat menyebabkan penekanan pada arteri disekitar perdarahan. Bekuan darah yang semula lunak akhirnya akan larut dan mengecil karena terjadi penekanan, maka daerah otak disekitar bekuan darah dapat membengkak dan mengalami nekrosis karena kerja enzim-enzim, maka bekuan darah akan mencair sehingga terbentuknya suatu rongga (Smeltzer & Bare, 2002).
e. tanda dan gejala
Tanda dan gejala penyakit stroke, yaitu :
  • Gejala Utama :
    1. Wajah (Face), akan terlihat menurun pada satu sisi dan tidak mampu tersenyum.
    2. Lengan (Arms), tidak mampu mengangkat salah satu lengan bahkan tungkai karena lemas atau mati rasa.
    3. Cara bicara (Speech) , ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama sekali.
  • Gejala Lainnya :
    1. Mual dan muntah,
    2. Sakit kepala hebat,
    3. Penurunan kesadaran,
    4. Hilangnya penglihatan,
    5. Gangguan pada keseimbangan dan kendali gerak tubuh,
    6. Sulit menelan.
f. penanganan
pemeriksaan neurologis
  1. Pemeriksaan Darah

  Melalui sampel darah dapat membantu dokter mengidentifikasi penyakit lain yang mungkin meningkatkan resiko terkena stroke.

 

  1. Computerized Tomography (CT) scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)

  Dapat menunjukkan adanya infark atau pendarahan dan untuk membedakan jenis stroke.

 

  1. Ultrasonography (USG kaki)

  Tes ini menggunakan gelombang suara untuk mencari gumpalan darah pada vena kaki bagian dalam, yaitu vena trombosis (DVT)


  1. Endarterektomi Karotis

 Operasi pengangkatan palak yang menumpuk di arteri karotis yang berada di leher.


  1. Cerebral Angiongraphy

    Tes ini untuk melihat pembuluh darah pada leher dan otak dengan menyuntikkan zat kedalam arteri karotid.


  1. Transthoracic Echocardiogram (TTE)

  Tes ini menggunakan gelombang suara untuk mencari gumpalan darah atau sumber emboli pada jantung.


  1. Elektrokardiogram

 Untuk mengidentifikasi masalah terkait kondisi listrik jantung.


  1. Transcranial Doppler (TCD)

 Menggunakan gelombang suara untuk mengetahui aliran darah melalui pembuluh darah utama di otak.

peranan fisioterapi
Adapun peran fisioterapi stroke untuk terapi kesembuhan pasien, yaitu :
  1. Terapi Bicara dan Bahasa

  Terapis akan melatih pasien berbicara dengan runtut dan jelas. Jika gangguan terlalu parah maka terapi stroke yang dilakukan adalah mencari cara berkomunikasi selain berbicara.


  1. Rehabilitasi

 Melatih kembali jalur otak untuk meningkatkan fungsi mental dan fisik setelah penyakit atau cidera.


  1. Terapi kerja

   Meningkatkan kualitas hidup sehari-hari dan keterampilan kerja pasien.


  1. Terapi Fisik

     Efeknya koordinasi dan gerakan tubuh jadi berkurang sekaligus susah melakukan aktivitas fisik seperti berjalan dan berdiri. Terapi fisik membantu memperkuat otot tubuh dan melatih penderita stroke untuk bisa kembali beraktivitas setelah mengalami kerusakan otak.


  1. Terapi infrared

   Untuk memancarkan sinar panas pada tubuhpasien yang akan diterapi.


  1. Terapi Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)

 Dengan menggunakan energi listrik bertujuan untuk mengurangi nyeri dengan merangsang saraf sensorik melalui permukaan kulit pada pasien.

IMFI atau bisa di sebut dengan Ikatan Mahasiwa Fisioterapi Indonesia adalah sebuah Perkumpulan Mahasiswa Program Studi Fisioterapi di Indonesia. IMFI mengcangkup beberapa daerah yang ada di Indonesia salah satunya IMFI Wilayah II yang berada pada wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *