Neuromuskular,  Uncategorized

LATIHAN HIDROTERAPI UNTUK PASIEN STROKE

1. Pendahuluan
Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu. Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.l di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia. Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur.
Hydrotherapy adalah penggunaan air untuk menyembuhkan dan meringankan berbagai keluhan. Air biasa digunakan dalam banyak cara dan kemampuannya sudah diakui sejak dahulu, terutama di kerajaan Yunani, kekaisaran Romawi dan Kebudayaan Turki juga oleh masyarakat Eropa dan Tiongkok kuno. Masyarakat umum juga menyadari bahwa manfaat air hangat adalah untuk membuat tubuh lebih rileks, menghilangkan rasa pegal-pegal, kaku di otot dan mengantar agar tidur lebih nyenyak (Sustrani, dkk, 2006).
Maka dari itu salah satu latihan terbaik yang diberikan pada pasien stroke adalah latihan di air (Hydrotherapy). Hydrotherapy dapat meringankan berat badan pasien sehingga dapat memudahkan proses latihan yang telah diprogramkan oleh fisioterapi.Jika berjalan di darat, tubuh manusia lebih berat karena mengalami gaya tarik bumi atau gravitasi. Itu sebabnya penderita stroke yang mengalami kelumpuhan cenderung sulit berjalan jika di darat. Selain itu, ketika masuk dalam kolam air sebatas pusar, berat tubuh tinggal 50 persennya. Apabila kita berendam dalam kolam air setinggi dada, berat tubuh akan berkurang sekitar 70 persen. Karena itu, latihan yang sulit dilakukan di darat dapat dilakukan di dalam air. Salah satu latihan pada hidroterapi untuk kasus stroke adalah walking dan stretching pasif.

I.I. Latihan Walking 

Tujuan :

  • Untuk me re-edukasi pasien tentang pola berjalan yang benar
  • Melatih stabilisasi dari postural pasien,
    • Hal ini dapat terjadi karena adanya daya apung air yang memudahkan pasien untuk melakukan Gerakan yang kompleks dengan lebih mudah.

I.II.  Stretching Pasif

Tujuan

  • Dilakukan pada fase awal terapi hidroterapi agar pasien dapat familiar dengan keadaan kolam
  • Untuk meregangkan otot otot dari pasien agar tidak terjadi adanya atrofi
  • Mempersiapkan pasien untuk program hidroterapi yang lebih lanjut.
II. Pembahasan
Terapi latihan adalah latihan yang terdiri gerakan tubuh atau bagian tubuh tertanam untuk mengatasi gangguan atau memperbaiki fungsi. Terapi latihan telah digunakan sejak zaman purba. Di abad ke 19 terjadi perkembangan pesat gerakan gimnastik yang dipelopori Ling dan munculnya spesialisasi di abad ke 20 lebih memajukan peran terapi latihan dalam penatalaksanaan berbagai kondisi penyakit. Prinsip umum dalam membuat resep terapi latihan perlu diperhatikan beberapa faktor, seperti pemilihan jenis latihan, urutan latihan, jumlah latihan, lama istirahat diantara setiap set latihan, intensitas latihan, pemanasan {warming up) dan pendinginan (liayu Santoso,dkk, 2004:51-53).
Menurut Suharto sebagai dokter spesialis olahraga, renang merupakan salah sam terapi air {hydrotherapy)^ bagian dari proses penyembuhan saraf yang terganggu atau bahkan rusak, seperti penderita stroke. Proses penyembuhan dalam air merangsang saraf sensorik, lalu merangsang sel-sel otak. Di dalam air, tekanan tubuh menjadi lebih ringan, sehingga bisa menguatkan ketahanan otot. Anggota tubuh di dalam air akan lebih mudah digerakkan dan dilatih kelenturannya untuk menguatkan otot-otot dan sendi-sendi tubuh karena hilangnya gravitasi tubuh. Seorang penderita stroke ketika di air, yang sebelumnya tidak bisa berdiri, maka akan lebih mudah berdiri dan berlatih gerak yang lain. Terapi latihan bisa dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan pasien. Melatih tangan dulu sebagian, baru kemudian seluruhnya, begitu juga dengan kaki. Menurut Neil F. G (2002:11) dalam beberapa jam sampai beberapa bulan setelah stroke, banyak penderita stroke secara bertahap mengalami perubahan sebagian atau menyeluruh dari kelainan syaraf, misalnya kelumpuhan, hilang rasa, dan kekacauan mental. Tujuan terapi latihan di air adalah membantu mempercepat pemulihan. Badan adalah bagian yang paling peka di dalam menerima pengaruh terapi latihan setelah 6 bulan pertama terjadi stroke, sehingga apabila ada usaha yang terkonsentrasi untuk memperbaiki syaraf yang kurang berfungsi, maka cacat akan terhindarkan.
III. kesimpulan
Berdasarkan pendapat para ahli dari hasil pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah latihan di air pada kasus stroke dapat mempercepat penyembuhan serta dapat mempermudah fisioterapi untuk menjalani program latihan untuk pasien stroke. Karena pada saat di dalam air pasien stroke dapat lebih mudah untuk menggerakan anggota tubuh akibat berkurangnya gravitasi bumi sehingga memudahkan gerakan yang sulit dilakukan di darat. Sebagai contoh pada pasien stroke yang awalnya tidak bisa berdiri di darat tetapi dapat berdiri di dalam air. Sehingga pemberian Hidroterapi dapat diberikan kepada kasus pasien stroke terutama untuk fase awal karena dapat melatih otot – otot utama pada tubuh sehingga dapat mencegah perubahan postur tubuh yang lebih parah dan dapat mengakibatkan kesulitan dalam melakukan aktifitas sehari – hari.
IV. DAFTAR PUSTAKA
  1. Jurnal UNY. http://repository.upi.edu/29859/4/S_IKOR_1301819_Chapter1.pdf diakses pada tanggal 3 November 2021
  2. Link Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=fEG5_3VWFOU diakses pada tanggal 3 November 2021
  3. Link Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=sSM9TbQztTE diakses pada tanggal 3 November 2021
  4. Prasetyo, yudik. Terapi Latihan di  Air  Bagi  Penderita  Stroke. file:///C:/Users/Maharani%20Soleha/Downloads/4684-11842-1-SM.pdf diakses pada tanggal 3 November 2021
Disusun oleh: Maharani Soleha (Universitas Indonesia) - IMFI Wilayah II

IMFI atau bisa di sebut dengan Ikatan Mahasiwa Fisioterapi Indonesia adalah sebuah Perkumpulan Mahasiswa Program Studi Fisioterapi di Indonesia. IMFI mengcangkup beberapa daerah yang ada di Indonesia salah satunya IMFI Wilayah II yang berada pada wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *